Selasa, 14 Februari 2012


Ir. Lalu Djelenga:
Keris di Lombok sebagai Senjata
Kehadiran keris di Lombok tidak lepas dari fungsi inti sebagai senjata. Pada saat kehadirannya, muncul beragam kemelut yang menyangkut peperangan antarkerajaan. Di sisi lain, diyakini bahwa Lombok pernah punya mpu. Sayangnya, tidak pernah ada catatan yang secara jelas menyebutkan mpu dimaksud. Berikut petikan wawancara Bali Post dengan pemerhati sekaligus kolektor keris, Ir.Lalu Djelenga.
----------------
Ratusan atau mungkin ribuan keris di Lombok nyata-nyata ada. Akan tetapi tidak ada bukti material pembuatan keris Lombok, sehingga bisa diklaim keris Lombok tidak punya mpu. Bagaimana sebenarnya sejarah keberadaan keris di Lombok?
Memang sebuah kenyataan ada keris hasil karya para mpu. Tetapi tidak satu pun yang tercatat dengan baik. Saya juga mencari-cari referensi tentang keris Lombok. Kenyataannya karya mereka ada. Harus diakui, ini suatu kelemahan. Sama dengan babad. Babad itu tidak ada penulisnya. Begitu juga keris, tidak ada yang tertulis bahannya di Lombok. Kelemahan orang Lombok memang kurang suka menulis. Itu yang sedang kita mulai menganjurkan budayawan menulis. Memang ada orientasi yang hilang dari masa lalu yang harus dicari-cari. Yang ada cuma Babad Selaparang, Babad Lombok. Baru belakangan ada Babad Sakra dan Babad Praya. Banyak dalam kenyataannya ada tetapi tidak tertulis. Kita cari sekarang karena besok lusa barangnya sendiri bisa tidak ada.
Bagaimana periodisasi keris Lombok?
Periodisasi keris Lombok sejalan dengan sejarahnya yang menjadi ajang perebutan pengaruh kerajaan besar sekitarnya. Dari keberadaan keris Lombok, sejarah tersebut membawa hikmah tersendiri karena keris Lombok jadi kaya dan beragam. Pertama, periodisasi Majapahit. Tanda-tanda atau bukti masuknya keris Jawa sebelum era Majapahit tidak dijumpai di Lombok. Sebaliknya meskipun Majapahit sudah runtuh pada pertengahan abad ke-15, keris Jawa masih mendominasi, termasuk kemungkinan keris yang dibuat di Lombok, tapi masih murni bergaya Jawa. Kemudian era peralihan masuk keris bergaya Makasar disamping masuk pula keris Jawa dan Madura dilengkapi dengan mulai masuknya keris Bali yang berpengaruh besar menuju terbentuknya gaya khusus keris-keris Sasak.

Pada era Pejanggik-Selaparang yakni abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-18 inilah terbentuk keris gaya Lombok, tetapi karena terbatas pada lingkungan puri kerajaan tidak terlalu banyak dibuat. Pada era pasca Pejanggik-Selaparang keris Lombok secara besar-besaran dibuat sejalan dengan kemelut berkepanjangan yang terjadi. Masuk abad ke-20 sama sekali tidak ada pembuatan keris di Lombok, tidak seperti Jawa yang hingga sekarang masih ada, meskipun yang masuk kategori mpu terbatas -- selebihnya adalah pande keris komersial.
Keberadaan keris di Lombok apa ada kaitan dengan kerajaan Selaparang?
Itu berawal dari datangnya Mpu Nala kemari. Ia memberikan tanda-tanda dalam bentuk keris yang dianggap sakral sebagai benda pusaka. Mpu Nala itu utusan Gajah Mada ke Lombok, termasuk ke Bali hingga Maluku. Ia yang diutus Gajah Mada. Baru 10 tahun kemudian Gajah Mada menjelajahi Lombok dan melakukan inspeksi ke wilayah yang dianggap bagian Kerajaan Majapahit. Mereka meninggalkan tanda-tanda dalam bentuk keris. Dan keris merupakan lambang kehormatan, lambang pusaka, lambang kedudukan, pada zaman itu. Lama-lama, terutama karena kerajaan Sasak habis, ada sesuatu yang hilang. Itu yang mau kita angkat. Kira-kira 200 tahun lalu kerajaan Sasak habis. Yang tinggal kerajaan Mataram. Tetapi kerajaan Mataram juga musnah 100 tahun yang lalu sehingga banyak mereka kehilangan orientasi sebenarnya. Yang tinggal hanya masyarakat awam. Keris dianggap senjata -- kalau pegang ini jadi begitu. Hanya itu, yang berbau kedigjayaan. Padahal bukan itu. Lebih banyak keris yang menyangkut falsafah budaya.

Bagaimana keris bisa disebut bukan senjata?
Keris bukan senjata. Sultan Yogya ada yang menamakan keris sebagai putra mahkota. Masa raja mau berkelahi, kan tidak. Raja itu tidak berkelahi, tidak berperang. Itu bagian dari pakaiannya, bagian dari jabatannya, bagian dari kesehariannya. Namun seolah-olah keris sebagai senjata. Ia bisa menjadi tanda jabatan. Ini putera mahkota kerisnya begini.

Apa benar Lombok tidak punya mpu pembuat keris?
Kenyataannya barangnya ada. Cuma 100 tahun lalu ketika Belanda mendarat sudah tak ada lagi. Banyak yang berkurang. Sedikit sekali yang membuat keris. Yang saya tahu, di desa saya cuma satu orang. Di Sakra namanya Amaq Dilah, pembuat keris. Tetapi cuma itu. Sebelum itu konon ada yang telah membuatnya. Hanya saja sisanya tidak kelihatan dan tidak bisa dimasukkan dalam sejarah keris itu sendiri karena kita tidak punya bukti. Dan memang tempatnya tidak di sembarang tempat.

Bagaimana keadaan keris Lombok sekarang?
Setahu saya keris sudah tercerai berai menjadi milik perseorangan. Sisa yang dijarah Belanda mungkin masih ada di AA Biarsah. Di sana memang keris Bali. Tetapi itu cara pandang orang Bali. Ada keris Lombok. Bedanya, keris Bali dibuat di sini. Jadi jauh lebih bagus cara berpikir orang Bali zaman dulu daripada zaman sekarang. Bali zaman dulu, coba lihat Narmada, apa itu arsitektur Bali, tidak. Itu arsitektur Sasak. Itu dalam rangka mengambil hati orang Sasak.

Kalau misalnya ada keris Sasak, apa bedanya?
Antara Bali dan Sasak memang sangat mendekati. Keris Lombok mirip senjata, sehingga keris Lombok lebih kekar, besar, dan panjang, karena untuk senjata. Tetapi bukan berarti di Bali tidak ada yang seperti itu. Harus dilihat satu demi satu, kasus demi kasus. Dan itu perlu kebiasaan, sebab banyak hal yang tidak bisa diuraikan. Misalnya mengatakan ini orang Bima. Darimana tahu? Tak bisa saya jelaskan, tetapi 75 persen betul. Walaupun ketika minta dijelaskan tidak tahu karena itu bersifat insting.

Bagaimana keyakinan orang Sasak terhadap keris?
Dulu sama dengan di Bali dan di Jawa. Sekarang perkembangannya jauh berbeda. Masih ada yang melihat keris sebagai kedigjayaan. Tetapi sudah sangat sedikit. Kini hanya gemar terhadap keris. Seperti saya secara fungsi dan khasiatnya begini, tetapi tidak meyakini sepenuhnya -- hanya tahu, gemar dan senang. Kalau ada yang mengatakan keris bertuah, apa pernah dibuktikan? Saya punya keris, tetapi tidak mau saya larut. Tak mau saya diperintah jin, kalau memerintah jin saya mau. Jadi saya sengaja tidak mempelajari hal semacam itu. Itu cerita saja. Biar keris kerajaan, itu kan unntuk memperkuat legitimasinya. Sering ada yang datang orang dari desa dan mengatakan keris itu bertuah. Memang bisa mempengaruhi tiap orang, betul. Paling tidak, sugesti. Perlu diketahui, keris Lombok berawal sebagai senjata, lama-lama sebagai perlambang jati diri, sosial budaya, jabatan dan menjadi pegangan bagi suatu komunitas maupun pribadi. Kalau ia senjata, lebih enak saya pegang kelewang. Jadi hanya senang, bukan karena fungsinya sebagai senjata.

* Pewawancara: Riyanto Rabbah
Sumber Bali Post

1 komentar:

  1. What are 1xbet korean? | Legalbet.co.kr
    What are 1xbet 1xbet mobile korean? Online Bookmaker Betting Sites with Special Odds and Tips at legalbet.co.kr.

    BalasHapus